Selasa, 28 Desember 2010

Virus H1N1 Bermutasi dan Menyerang Babi di Hongkong

Virus flu babi H1N1 telah menyebar secara diam-diam pada babi di Hong Kong dan bertukar gen dengan virus lain. Para peneliti menghimbau agar pemerintah setempat memperketat pengawasan terhadap ternak babi sebelum virus tersebut menyerang manusia.

Temuan itu, yang disiarkan di majalah Science, Jumat (18/6), penting karena mendukung teori bahwa virus flu yang menyerang babi dapat bertukar gen dengan virus lain yang ada pada hewan tersebut, termasuk virus yang lebih berbahaya seperti virus flu unggas H5N1 atau H9N2.

Malik Peiris, pakar penyakit influenza yang mengerjakan studi itu, mengatakan temuan tersebut menggaris-bawahi pentingnya pengawasan penyakit pada babi. "Itu memperlihatkan virus wabah dapat dengan mudah kembali ke babi. Segera setelah itu terjadi, virus tersebut dapat menyebar lagi bersama virus lain babi dan meningkatkan potensi konsekuensi yang tak terduga," kata Peiris, profesor mikrobiologi di University of Hong Kong.

Peiris dan rekannya, termasuk Guan Yi di University of Hong Kong, telah menemukan virus wabah H1N1 pada kain penyeka hidung dari babi yang kelihatan sehat di rumah jagal Hong Kong selama pemeriksaan rutin sejak Oktober 2009. "Dari analisis genetika, apa yang ditunjukkan ialah masing-masing virus yang kami temukan pada babi tersebut berasal dari manusia," kata Peiris dalam satu wawacaran telefon dengan wartawan Reuters, Tan Ee Lyn.

Satu sampel yang dipisahkan dari babi di Hong Kong pada Januari 2010 membawa gen dari tiga virus --wabah H1N1, H1N1 "seperti virus unggas" Eropa dan apa yang disebut virus "triple reassortant", yang berisi sedikit virus flu unggas, babi dan manusia yang pertama kali ditemukan di Amerika Utara pada 1998.

Penelitian genetika telah menunjukkan H1N1, yang pertama kali diidentifikasi pada April 2009, dan pada kenyataannya telah beredar selama setidaknya satu dasawarsa dan barangkali pada babi. Kendati ada pemantauan ketat pada ternak untuk melindungi mereka dari manusia, sedikit pemeriksaan dilakukan secara global untuk melihat apakah makanan ternak terinfeksi dan jika iya, oleh virus apa.

Beragam studi dalam satu tahun belakangan telah menunjukkan babi di Kanada dan negara lain tertular virus wabah H1N1, yang terbukti dibawa ke hewan oleh manusia. Ketika ditanya apakah ada kemungkinan H1N1 bercampur dengan H5N1, Profesor Peiris menjawab, "Itu tentu saja satu kemungkinan, itu sebabnya mengapa kita perlu mengikuti perkembangannya."

Meskipun H5N1 adalah virus yang kebanyakan berasal dari unggas, virus tersebut mengakibatkan sakit yang lebih parah pada manusia dibandingkan dengan flu musiman dan menewaskan 60 persen orang yang diserangnya. Virus itu telah menyerang 499 orang dan menewaskan 295 di antara mereka sejak virus tersebut muncul pada 2003.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO awal Juni menyatakan wabah H1N1 belum usai, kendati kegiatannya yang paling kuat telah berlalu di banyak wilayah di dunia

0 komentar:

Posting Komentar